Search

Benarkah Cinta itu Anugerah?

Assalamualaikum :)

Halo, aku mau posting tulisanku yang udah lamaaaa banget dari diary-ku. Style tulisanku waktu itu agak beda kalau sama yang sekarang. Ada mesra-mesranya gitu, soalnya masih jatuh cinta sama seseorang yang dulu, hehe.

Topik tulisan ini juga tentang cinta sih, karena kayaknya aku juga lagi jatuh cinta 😆. Eh gak deh! Aku kagum ajaaaa sama seseorang. Entah kenapa waktu aku cari tau tentang dia, aku kayak ngeliat diri aku sendiri. Semua yang dia suka, aku juga suka. Sampe kebiasaannya waktu kecil, itu juga sama kayak aku, hehehehe. Ah, nggak tau juga deh. Apa aku aja yang lagi nyama-nyamain diri aku sama dia, atau emang itu benar kenyataannya. Bodo amat.

That's what I wrote since several years ago. Here you go!

Bismillah...

Hari ini aku mau membahas tentang cinta. Tadi aku tanya teman-temanku di ask.fm pake anon. Aku menanyakan mereka "apa arti cinta menurut kamu?". Jawabannya macam-macam.

Tapi yang paling aku ingat, definisi cinta menurut dia. Baginya "cinta itu anugerah".

Oke, aku mau bahas tentang definisi cinta menurut dia aja. Sangat singkat. Tapi selama ini aku berusaha memahami dia. Ini uraian dari pemahamanku itu.


Cinta itu tak terdefinisi...
Cinta selalu tentang keindahan yg berupa anugerah. Anugerah itu banyak macamnya: ada kecantikan, kecerdasan, kesederhanaan, pengorbanan, kekuasaan.

Jika cinta hanya sebatas kecantikan. Mungkin ia hanya layak didapatkan wanita sekelas bidadari surga. Tapi kenapa Shahabiyah seperti Sumayyah bint Khalaf jua pernah merasakannya?

Jika cinta hanya sebatas kecerdasan. Mungkin  'Aisyah bint Ash-Shiddiq yg bisa  memerolehnya.

Jika cinta adalah tentang kesederhanaan. Mungkin hanya Fathimah bint Muhammad Rasulullah saw. yang bisa tahu seperti apa rupanya.

Jika cinta itu pengorbanan. Kurasa, Sa'udah bint Zam'ah sudah sangat mengenalnya.

Jika cinta seluas kekuasaan. Kutahu Ratu Balqis yang paling mengerti bagaimana ia.


Ah, menurutnya, cinta itu anugerah. Tapi, anugerah yang seperti apa ia?



Andai kutanya pada Bilal ibn Rabah, mungkin beliau akan menjawab, "Suara. Karena suara adalah wujud nyata dari panggilan cinta. Mengajak para hamba untuk menemui Rabb-nya dgn segera."

Lalu bagaimana menurut Abdullah ibn Ummi Maktum? Mungkin beliau akan menjawab, "Mata. Sebab anugerah itu datang pada saat semua terasa gulita. 'Abasa wa tawallaa...' Setelah itu Rasul menyapa mesra: "Selamat datang wahai seseorang yg telah membuat Allah menegur Rasul-Nya."

Ada lagi, menurut Nabi Yusuf a.s., "Anugerah itu ketika aku berkata pada Rabb-ku bahwa penjara lebih aku sukai daripada menuruti keinginan hawa nafsuku sendiri."

Dst.

Yang aku tahu, cinta itu tentang keikhlasan. Bahwa semua yang kau miliki pada hakikatnya bukanlah milikmu. Bahkan dirimu sendiri pun bukanlah milikmu. Apa lagi yang belum pernah kau miliki sama sekali. Suatu saat, kau harus merelakannya untuk kembali kepada Pemilik Sejatinya.

Seperti bisikan Jibril pada Muhammad:
"...Cintailah siapa saja yang kau inginkan. Tapi ingat, kau pasti akan berpisah dengannya..."
Setidaknya sampai Allah mempertemukan lagi di taman surga.


Bekasi, 14 Maret 2014
8.02 PM


Dinda A. Putri

0 comments:

Post a Comment