Search

Kekayaan Tukang Becak


Gue ngambil foto ini waktu di Stasiun Juanda, sambil nunggu taksi online yang lagi otw. Setelah diperhatikan lebih dalam, gue sempet bertanya-tanya, gimana yah nasib tukang bajaj aka bajay di jaman yang serba modern ini? Pasti mereka banyak kehilangan customer karena orang kebanyakan bakal lebih milih naik taksi online, yang suaranya nggak berisik dan nggak pula panas-panasan.

Di saat mikirin itu, tiba-tiba gue teringat cerita yang pernah gue baca, tentang seorang tukang becak di Surabaya. Gue tulis seinget gue aja soalnya nggak ngecek bukunya lagi.

Ceritanya ada seorang Bapak Tukang Becak punya anak-anak yang hidupnya udah sukses di Jakarta. Si anak sering ngajak si Bapak supaya tinggal bareng mereka di Jakarta, juga biar si Bapak nggak usah narik becak lagi di usianya yang udah semakin senja.

Tapi, si Bapak Tukang becak itu nolak tawaran sang anak. Kenapa? Karena katanya dia mau bantu orang. Caranya dengan jasa menarik becak itu. Jadi, orang yang naik becak beliau boleh bayar berapa aja. Seribu rupiah pun akan diterima, tanpa protes. Uang hasil usahanya cukup untuk membiayai kehidupannya dan sang istri. Jadilah ia tetap nggak mau menerima tawaran anaknya.

Lucu ya, kadang kita menganggap orang lain kekurangan, padahal bisa jadi orang itu punya hati yang jauh lebih kaya daripada kita.

Bekasi, 7 Agustus 2018
22:00

Dinda Aulia Putri


Curhatan Nggak Jelas

Assalamualaikum, Gaes.
Gue kembali lagi nulis di sini. Blog ini udah dipenuhi sarang laba-laba dengan berbagai ukuran di setiap sisi dindingnya. Oke, gue mulai ngasal.

Eh tapi gue ke sini numpang curhat doang. Liburan kali ini gue merasa nggak berfaedah banget. Iri banget liat temen-temen yang liburannya diisi sama kegiatan ngajar, volunteering, magang, dll. DiriQ merasa jadi sampah. Sesampah-sampahnya.

Satu hal yang bikin gue agak seneng di liburan kali ini, naskah buku solo gue hampir selesai. Tinggal proses editing. Tapi kok nyelesain yang sedikit ini malesnya tydac terkira yah. Huh.

Alhamdulillah gue udah nggak galau-galauan lagi karena kasmaran nggak jelas, hehe. Gue udah menyelesaikan semuanya langsung ke orangnya. Gue baru sadar ini bikin super duper lega tak terkira dan kenapa baru sekarang gue ngelakuin ini, kenapa nggak dari dulu aja, Dinnn. Kalo dari dulu kan gue bisa exploring new people lebih banyak lagi, otomatis gue juga jadi lebih belajar tiap kali gue mengamati satu orang. Yaudah nggak apa-apa. Satu orang ini bikin gue belajar banyak banget kok. Banyak banget. Makasih, lho, bro.

Lalu, semester 3 ini harus gue lalui tanpa temen deket gue, Dessy, my partner. Dia udah pindah. Gue males membayangkan perkuliahan tanpa dia. Sedih banget.

Ditambah permasalahan yang dateng akhir-akhir ini, kepala gue rasanya pusing banget mikirin semua itu. Sampe kena maag dan demam berhari-hari. Apalagi kalo bukan berkaitan dengan trauma masa lalu gue. Kuingin sekali ke psikologgg, huhuhu.

Akhirnya, gue lampiaskan semua itu dengan nonton pilem sebanyak-banyaknya, berhubung gue juga lagi nggak shalat. Gue tenggelam banget ke dunia fantasi itu sampe gue lupa sama realitas. Karena pilem yang gue tonton itu anime, gue jadi berpikiran buat belajar bahasa Jepang, hahaha. Biarin aja kalo dengan begitu gue ngerasa lebih baik.

Oh iya, naskah solo gue nggak kelar-kelar itu karena kalo nulis gue ngerasa harus riset, hahaha. Gue nggak mau pembaca gue ngebaca tulisan kosong tanpa makna, sekalipun gue saat itu lagi ngebahas tentang karet, wkwkwk. Kadang juga gue suka menghubungkan sesuatu yang nggak ada hubungannya sama sekali. Kalo orang yang paham otak gue sering tiba-tiba random sih kayaknya nggak masalah. Cuma buat yang nggak paham, maapin ya. Hehehe.

Segitu aja curhatanQ. Isi blog gue sama randomnya dengan isi otak. Dadah, kamu!

Keadaan di jalan Shibuya ini bisa jadi menggambarkan apa yang gue pikirin saat ini, hehe.

Bekasi, 30 Juli 2018
12:04

Dinda Aulia Putri

Pict: Pinterest

Buku Antologi dan Project Buku Sendiri

Halo, assalamualaikum!

Aku udah lumayan lama yah nggak singgah di blog ini, hehe. Ini lagi ribet ada rencana mau bikin buku sendiri! Doain yaa semoga prosesnya lancar. Sekarang sih masih on progress setengah jalan. Kadang aku tuh buntu gimana ngebahas sesuatu yang agak sensitif, takut terkesan menggurui gitu, lho. Padahal nggak bermaksud begitu karena aku aja belom jadi manusia bener, yhahaha.

Mungkin beberapa waktu ke depan aku bakal jarang update di sini, karena mau fokus buat nyelesain naskah dulu. Nanti quote-quote dari buku itu aku mau posting di IG khusus gitu, hehe, bukan IG asli aku. Karena IG asli aku diprivate. Nanti aku update lagi insya Allah username IG yang isinya tulisan aku doang.

Hal tersulit yang lagi aku alami saat ini adalah, menyatukan berbagai referensi. Aku mau tulisan aku bisa dipertanggungjawabkan tapi mudah dipahami. Ada temen yang nyaranin nulis tentang cinta-cintaan, tapi aku nggak mau karena jangan sampe generasi muda bisanya cuma galau-galauan doang. Etapi ada deh sedikit cinta-cintaannya, soalnya aku juga nulis itu waktu lagi patah hati-patah hatinya, terus berusaha self-healing dengan kegiatan-kegiatanku dan punya perspektif baru. Ya pokoknya lebih ke cara move on yang pernah aku cobain, wkwkwk.

By the way, bentar lagi insya Allah buku antologi pertama aku terbit!!! Yeaaaay, alhamdulillah! Di buku itu aku masih gabung sama penulis lain buat nerbitin buku. Nyempil doang tulisan akuπŸ˜‚. Kayaknya masih bau kencur banget dibanding penulis lain yang pengalamannya lebih banyak daripada aku. Dari situ juga sih aku mulai berani mempublikasikan tulisan, karena selama ini cuma mendem doang di file laptop, lol. Ngebukanya lagi itu ibarat ngumpulin artefak-artefak lama yang kemudian teriak,

"GILA! GUE DULU ALAY BANGET!!!"

Ya ibarat kamu ngestalk status Facebook kamu yang jaman dulu banget. Gitu juga kan responnya?πŸ˜‚

Eh iya, di bawah ini cover buku antologi pertama aku yang mau terbit. Aku nggak maksa kamu buat beli kok, ya kecuali kamu nggak mau tahu gimana sih pengalaman hidup dan pendapat wanita-wanita dari berbagai tingkatan usia dan latar belakang. Katanya cewek susah dimengerti, kan? Ya di situlah para cewek itu mengungkapkan sudut pandangnya! Yakin nggak mau beli?✌πŸ˜€

Kalau buat yang perempuan sih jelas banget manfaatnya. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Di buku itu para perempuan keren membagi nasihat kehidupan yang bisa kita ambil  banyak banget pelajarannya! Tentang cara pengalaman merawat anak, menjadi ibu, cara menjaga kesehatan, sembuh dari penyakit yang....ah susah dijelaskan, dan banyak lagi. Aku sampe nangis bacanya. Beneran! Ternyata, perempuan memang diciptakan setangguh itu. Walau fisik kita terlihat lemah di mata laki-laki, tapi kita punya kekuatan batin yang hebat. Ya gimana sih ya, Nabi Adam aja bosen di surga tanpa Hawa. Surga yang semua-muanya udah lengkap tinggal dipikirin aja langsung muncul depan mata! Terus tentang fenomena bagaimana seorang ibu bisa merawat sepuluh anaknya, tapi sepuluh anak belum tentu bisa merawat seorang ibu. Itu membuktikan bahwa perempuan diciptakan seistimewa itu. Maka, sudahkah kita menganggap diri kita seistimewa itu? 😊

Btw, ini cover bukunya. Download aja ya biar tulisan yang nggak keliatan itu bisa di-zoom. :)

Ada beberapa testimoninya juga! :)

"Satu buku berjuta rasa. Menjadi wanita yg hebat adalah proses pembelajaran diri, buku ini adalah teman belajar yg cocok untukmu Shalihat yang sedang berproses. Bahasanya yg santun Nan menentramkan dipadu kisah2 nyata para penulisnya membuat Kita memiliki gambaran untuk menjadi wanita hebat dunia akhirat. Selamat menikmati buku bergizi ini"
— Amalia Dian Ramadhini (Founder Peduli Jilbab dan Owner Jilbab Walimah)

"Setelah baca buku ini, dijamin rasa bangga terlahir sebagai seorang wanita akan meningkat. Karena yang sering membuat kita sedih berlarut, kecewa berlarut adalah karena kita lupa bahwa kita lebih berharga dibandingkan apapun yang membuat kita bersedih. Buku ini mengetuk hatimu, membuka pikiranmu, bahwa Allah memang mengistimewakanmu sebagai wanita yang hebat."
— Ayum Daigo (Penulis buku best seller Kun Anta)

Buku ini sangat cocok bagi para perempuan yang ingin mengetahui jalan-jalan untuk menuju surga, karena ternyata jalan surga itu sangat mudah. Buku ini juga membuktikan bahwa perempuan itu sangat hebat dan kuat dalam menjalankan hidupnya. Dari buku ini memberikan saya banyak ilmu dan dapat memperbaiki diri sebagai seorang perempuan.
— Mila Alfina - Mahasiswi UI, Wakil 1 None Buku Jakarta Utara 2017

"Terasa sekali semangat para perempuan inspiratif dan produktif lewat karya ini. Sambil menikmati tulisannya, ada banyak hikmah yang bisa diambil agar kita semakin bersyukur dan tawakkal menghadapi ujian."
— Komikus @fadilahinlondon

Buku ini merupakan kumpulan tulisan keren dari 15 wanita hebat. Buku ini akan lebih menegarkan sang wanita. Menjadikan pribadi yang cerdas dunia dan akhirat. Menguatkan muslimah untuk selalu taat kepada-Nya. Menjawab kegalauan wanita untuk berkarir atau menikah. Ada juga kisah tentang seorang ibu yang berjuang demi anaknya, dan itu membuatku harus angkat topi untuk seluruh ibu di seluruh dunia.
— Arum Faiza, penulis "Muslimah Kece Cantik Karena Allah" dan 20 buku lainnya.

"Sosok berhati lembut seperti sutera, tapi kesabaran dan perjuangannya sekuat baja. Itulah sosok wanita hebat yang dikisahkan dalam buku inspiratif ini. Wanita sholihah yang berakhlakul karimah, cerdas intelektualnya & menjaga izzahnya, baik saat masih single hingga menjadi istri. Buku ini wajib dibaca bagi semua orang yang ingin melihat sosok wanita pembelajar, istri teladan dan ibu yang hebat bagi anak-anaknya"
— Iin Amrullah, S.Si, SGI (Eduwriter, Peraih 1st Literasi Award Baznas-Republika 2017)

"Membacanya, membantu melihat dari berbagai sudut pandang. Semoga buku ini menjadi awal baru dan lecutan teman-teman untuk melahirkan karya-karya lainnya."
— Aji Nur Afifah

"Buku yang sangat penting untuk dibaca oleh para perempuan maupun laki-laki. Di dalamnya kita akan menemukan makna kemuliaan seorang perempuan yang sebenarnya."
— Urfa Qurrota Ainy, penulis buku Happiness Laboratory dan Mendengar Nyanyian Sunyi)

"Bismillaah.. Buku ini memberikan banyak sekali pembelajaran baik bagaimana menjadi muslimah shalihah, muslimah yang taat pada Rabb-Nya, muslimah yang mengupayakan sebaik-baiknya dalam menjalani perannya. Sedari menjadi seorang putri, menjadi istri lalu menjadi seorang ibu. Banyak makna-makna baik yang disampaikan dengan apik. Kurasa, buku ini akan manis bila engkau menyapanya dan menyiapkan diri untuk menerima banyak kebaikan dari setiap untaian kata yang tertuliskan."
— Diyah Maya Lestari, penulis buku Menyapa Mentari

"Banyak yang menganggap bahwa wanita adalah makhluk yang lemah dan mudah menyerah, serta kurang gigih dalam berjuang. Namun cerita-cerita yang tertuang di dalam buku ini menunjukkan bahwa wanita adalah pejuang dan mampu tetap gigih dalam perjuangan mereka. Sangat menginspirasi!"
— Anggrek Yani, Entrepreneur-owner @geraicinta

.
Lah, ini jadi beneran promosi, wkwkwk. Padahal awalnya nggak niat✌πŸ˜‚. Biarin ah, blog aing ini. Dadaaah!


Pamulang di waktu hujan,
23 April 2018


Dinda Aulia Putri

4 Tips Simpel Agar Aman Berbelanja Online


Bismillah...

Beberapa saat lalu, gue baru aja posting tentang Satu Prinsip Dasar Agar Kita Terhindar dari Penipuan di Zaman Now. Tiba-tiba sekarang gue teringat sama post lama di IG gue tentang tips-tips supaya kita nggak kena tipu waktu belanja online (Btw, jangan difollow! :p). Karena akun IG gue diprivate, jadinya postingan itu cuma bisa dilihat sama sedikit orang. Biar manfaatnya lebih kesebar luar, gue mau share di sini aja. Tipsnya simpel kok, hehe. Cuma butuh sedikit analisis. And then, everybody knows, jaman now itu belanja online udah jadi budaya! So, gue nggak mau banyak bacot di sini, hehe. Langsung aja ke TKP.
.
Tadi baru aja liat Twitter terus ada retweet dari Hanung Bramantyo tentang penipuan waktu belanja dari orang yang belanja di Instagram. Karena itu, tiba-tiba gue kepikiran buat bikin tips aman belanja online, gue alhamdulillah nggak pernah ketipu sebelumnya (dan jangan sampe). Oke, here you go!

1. Jangan Ketipu sama Banyaknya Followers Olshop
Ini buat di IG sih. Followers nggak ngejamin kalau olshop itu trusted. Gampangnya, buat perbandingan aja antara jumlah followers-nya sama likes atau comments di akun itu. Kalau misalkan followers-nya udah ribuan terus likes-nya nggak sampe 50, kemungkinan itu beneran palsu. Eh tapi, bisa juga itu olshop trusted cuma baru "main" di IG jadinya followers-nya nggak banyak. Don't judge a book by its cover sih, tapi buat jaga-jaga aja cukup beli di olshop yang terpercaya atau ke orang yang bener-bener udah kamu kenal.

2. Perhatikan Testimoni
Pasti di olshop testimoni sangat berpengaruh ya, tapi di sini jangan sampe ketipu juga. People jaman now kebanyakan udah punya hp lebih dari satu. So, gampang banget bikin testimoni palsu. Cara bedainnya gimana itu testimoni palsu atau bukan? Kalau gue sih, liat aja "cara ketikannya". Cara dia ngasih titik koma, huruf kapital atau huruf kecilnya, spasi, dll. Ya pokoknya perhatiin aja. Ibarat tulisan tangan, gaya ketikan setiap orang juga punya karakter! HEHE.

Terus liat juga, kalau testimoninya sampe "lebay" banget patut dicurigai. Misal, bisa ngehasilin uang buat pemula 10jt perhari! Btw, yang kayak gini sering berhasil nipu orang karena mungkin emang bawaan manusia mau dapet hasil besar pake cara seinstan mungkin. Bikin ind*mie aja butuh tenaga ya, kan? Jadi nggak ada sesuatu yang bener-bener instan, semua butuh proses.

3. Tanya Profesor Google
Kalau udh diliat-liat, olshop itu agak mencurigakan, google aja! Ini contoh aja ya, olshop-nya gue kasih nama: DOSA FIRAUN. Terus google deh "DOSA FIRAUN OLSHOP PENIPUAN". GituπŸ˜‚. Biasanya kalau olshop itu pernah ngelakuin penipuan, customer yang ketipu pasti udah koar-koar di internet.

4. Belanja di MarketPlace
Sekarang ini marketplace di Indonesia udah kayak jamur di musim hujan, kan? Sebentar-sebentar keluar marketplace baru dengan segala promosi andalannya, hehehe. Ini menarik dan cukup aman juga karena adanya Rekening Bersama. Pilih toko yang banyak pembelinya dan banyak testimoninya, kalau ada yang upload barangnya langsung di testimoni toko itu justru lebih bagus! Yaa itu sih cara-cara dari gue.

Oke, sekian tips dari gue. Maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Jika kamu pikir tips ini bermanfaat, jangan lupa komen dan share (ada ikonnya di bawah πŸ‘‡). Terima kasih!

Bumi, 4 Desember 2017


Dinda Aulia Putri

Satu Prinsip Agar Kita Terhindar dari Penipuan di Zaman Now

Assalamualaikum!!!

Hari ini gue mau sharing aja. Ini tangan dan otak udah gatel banget pengen nulis di sini tentang hal yang akan gue sampein.

Kemarin gue ditawarin sama temen gue buat join bisnis. Dia ngasih gue screenshoot penghasilan dia yang minimal 200K tiap hari. Terus dia minta ketemuan sama gue, cuma gue emang nggak bisa karena hari libur kuliah. Jangan pernah ganggu waktu libur gue, hahaha.

Gue mah simpel ya, gue cuma minta dia jelasin secara singkat bisnis apaan yang dia tawarin ke gue. Feeling gue udah kuat banget kalo itu bisnis MLM. Nggak pake basa-basi langsung gue tanya aja.
"Bisnis MLM ya ini tuh?"
"Bukaan."

Di sini lucu juga ya. Apa udah segitu jeleknya bisnis MLM di mata masyarakat, sampe kalo ada orang yang nawarin join bisnis begitu pasti dibilangnya bukan. Mereka pasti akan alesan yang macem-macem. Terserahlah apa pun itu. Kalo nggak logis sih bisa langsung ditolak, kan? Clear masalahnya. Tapi yang bikin kesel tuh kalo sampe ada hipnotis-hipnotis segala. Soalnya pernah ada orang, dia cerita pengalamannya pernah dihipnotis gitu buat join MLM karena disuruh leader-nya (katanya sih leader) dengan ngegadein IPhone miliknya. Ebuset sampe disuruh gadein hp. Nyebelin banget, kan-_-

Banyak banget tuh cerita-cerita gimana orang-orang ditipu, hahaha. Alhamdulillah gue nggak kena prospek sama sekali. Gitu ya, Guys! Kalo denger bisnis yang aneh dan belum pernah kamu denger sebelumnya, terus kamu diajak join, mending kamu googling dulu nama bisnisnya dengan embel-embel "penipuan" di akhirnya. Alhamdulillah kita hidup di zaman yang teknologi udah secanggih ini.

Satu prinsip yang mesti kita inget baik-baik, segala sesuatu di dunia ini butuh proses. Kita hidup di dunia sebab-akibat. Jadi nggak ada tuh yang namanya sukses instan. Nggak ada.

Dalam bisnis juga sama. Nggak ada tuh orang yang duduk-duduk doang tapi penghasilan bisa jutaan perbulan. Ada sih ya, penjaga WC umum sama tukang parkir, hehehe✌. Iya, kalau WC umum dan lahan parkirannya punya dia sendiri. Kebanyakan kan dia cuma disuruh jagain, tapi yang nerima semuanya si pemilik aslinya.
Kalau Bill Gates, Mark Zuckerberg, Steve Jobs, Warren Buffet, Lary Page, Sergey Brin, Jack Ma, dkk, semuanya itu udah melalui prosesnya masing-masing. Kita di sini mah cuma ngeliat hasilnya aja. Banyak komentar netizen
"Anjrit! Si Bill Gates mah kalau mau beli Lamborghini kagak sampe 10 menit juga udah bisa. Vangke emang!"
"Besok gua kagak usah kuliah ah biar sukses kayak Bill Gates!" πŸ‘‰ Komentar terbege yang gue liat wkwkwk.
Dst.

Begitulah. Karena tabiat manusia yang tergesa-gesa, makanya hal-hal yang menawarkan hasil instan itu pasti laku keras. Contoh simpelnya: liat aja di rak-rak toko buku yang judulnya bombastis abis!
"Tips Cepat Kaya Cuma Main Hp Doang!" (kalau kerjaannya mantengin story orang doang apa bisa kaya? wkwk)
"Cara Praktis Penghasilan 10 Juta Perbulan dari Ternak Komodo"
"COBA CARA INI! PASTI SUKSES! SUDAH TERUJI DI ITB DAN IPB!!!"

Btw, gue bikin judulnya ngasal ya. Ya kali gue nyebutin buku orang beneran-_- bisa kena semprot aing wkwkwk. Oh ya, gue ngasih tau begini bukan berarti buku dengan judul-judul bombastis begitu berarti nggak bagus. Nggak kok. Banyak yang emang bener-bener bagus. Dilihat lagi apakah penulisnya emang kredibel di bidang yang dia tulis itu.

Oke, back to the topic.
Manusia itu tabiatnya tergesa-gesa, padahal kita hidup di dunia yang segala sesuatunya membutuhkan proses. Proses. Itu mutlak dan nggak bisa ditawar-tawar. Proses yang akan mendewasakan dan membijaksanakan diri kita. Ibaratnya kalau kita mau menggunakan pisau waktu kita kecil. Mama pasti akan ngelarang dulu kan buat kita langsung menggunakan pisau asli? Itu tanda sayang. Takut kita terluka. Kita belum bener-bener bisa menggunakannya.


Kesuksesan juga sama. Kekayaan juga sama. Harta yang diletakkan di tangan orang-orang bodoh, apa akan berguna? Kebanyakan akan berakhir sia-sia, kan?

Intinya, jangan percaya hasil instan. Semua butuh proses. Gunakan otak dan jangan kebawa nafsu. Kalau perlu shalat istikharah dulu dan sharing ke orang tua atau temen deket kita.

Sekian sharing gue hari ini. Kurang lebihnya mohon maaf.

Pamulang, 10 Februari 2018
17:51

Dinda Aulia Putri

The Greatest Revolution for Shining


"Jangan mencintai berlebihan. Jangan membenci berlebihan."

Itu adalah pesan yang sangat klasik tapi memang benar adanya. Kadang kita harus "digampar" dengan batu bata kenyataan ketika telinga sudah tidak bisa lagi mendengar nasihat-nasihat baik. Saya tahu, cinta memang bikin bodoh. Tapi terlalu lama berkubang dalam kebodohan juga tidak baik. Itu artinya kita tidak pernah belajar. Ah, saya juga pernah bilang di salah satu puisi saya, "Menasihati orang yang jatuh cinta itu bagai mengenalkan cahaya pada si buta."

By the way, cinta bikin bodoh itu fakta. Karena bagian frontal cortex otak kita yang berfungsi sebagai judgement critical tidak berfungsi atau tertidur tatkala kita jatuh cinta. Ditambah lagi, kekuatan dari endorfine, koktil dopamine, norepinephrine, oxytocin, yang seolah saling bekerja sama membuat kita makin "mabuk" saat jatuh cinta.

Saya jatuh cinta sama orang itu sejak usia saya masih 15 tahun. Sekarang, pada 20 Januari 2018, saya berusia 20 tahun kurang 76 hari. Saya tepat 20 tahun saat 6 April 2018 nanti. Itu artinya, hampir 5 tahun lamanya saya menyiksa batin saya untuk mencintai seseorang yang seharusnya tidak perlu saya cintai.

Saya tidak akan pernah melupakan ini. Tidak akan pernah. Saya juga tidak berencana untuk melupakannya, karena saya sadar, saya sudah membayar dengan mahal pengalaman ini. Saya membayarnya dengan waktu, pikiran, dan uang (terutama kuota) yang tidak sedikit. Biarkan saya sedikit perhitungan akan hal ini :D.

Saya akan membiarkan rasa ini terekam sebagai harta karun paling berharga dalam hidup saya yang menjadikan saya lebih dewasa, bijak, dan keren dari sebelumnya. :)

Dia baik, tapi saya tidak 'cukup baik' untuk dia. I'm just not enough for him. And maybe, never be enough. Mungkin tidak akan pernah cukup jika pada akhirnya Tuhan tidak menakdirkan kami untuk bersama.

Saya sudah memaafkan atas sikap dia yang sangat menyakiti hati saya. Sisi positif saya mengatakan bahwa dia tidak pernah bermaksud begitu. Ya, saya memaafkannya karena saya mencintai diri saya sendiri. Saya berhak atas kedamaian di hati saya.

Oh ya, saya juga akan berhenti untuk menjadikan studi dan mimpi-mimpi saya sebagai alasan untuk melupakannya. Saya sudah bilang, saya tidak ingin melupakannya! Saya hanya akan menjadikannya sebagai pelajaran hidup tentang rasa sakit paling berharga dalam hidup saya. Kini saya paham, saya hanya perlu fokus melangkah ke depan sambil menikmati hidup dan mensyukurinya!
Oh, it feels like, I will very busy for enjoying myself, Darling! :)

Kenapa saya bilang saya hanya perlu fokus melangkah ke depan? Karena sekarang saya ngerti.
Move on itu... Ibarat kita jatoh dari sepeda terus sakit atau luka, emangnya kita bakal berusaha keras melupakan kejadian itu? Nggak, kan? Yang perlu kita lakukan cuma melanjutkan hidup.

Yang terpenting adalah kita harus membahagiakan diri kita sendiri. Kebahagiaan kita ya tanggung jawab kita sepenuhnya. Mementingkan kebahagiaan diri itu nggak berarti egois kok, di sini kita hanya mengerti mana yang perlu diprioritaskan dan mana yang tidak. Dalam hidup, ibarat mau mencapai puncak gunung, kadang kita harus merelakan untuk tidak membawa barang-barang yang tidak terlalu penting supaya kita bisa lebih cepat mencapai puncak.

Intinya bagi saya, move on itu bukan melupakan, tapi merelakan. Karena saya yakin, semakin saya ingin melupakan maka saya justru akan semakin ingat. Yang perlu saya lakukan sekarang adalah melanjutkan hidup saya, membahagiakan diri saya sendiri, dan orang-orang yang menyayangi saya. Yang sudah berlalu, biarkan berlalu. Ambil pelajarannya. Allah menceritakan kembali kisah kaum-kaum terdahulu apa karena ingin membahas masa lalu? Nggak, kan? Allah ingin kita mengambil pelajaran darinya. Pelajaran itu tidak selalu didapat dari bangku sekolah atau perguruan tinggi, namun justru dari hal-hal yang kita alami setiap hari. Termasuk dari sakit hati.

Terakhir, untuk kamu! Terima kasih sudah datang ke hidup saya. Kanvas hidup saya masih kosong dari warna-warni percintaan, terima kasih kamu berkenan mewarnainya. Warnanya abstrak menganggumkan, karena saya tahu sejak awal kamu memang tidak berniat memberinya warna. Sekali lagi dengan setulus hati, saya ucapkan terima kasih. 😊

Saya pergi, karena saya memutuskan untuk lebih mencintai diri saya sendiri.

Bekasi, 20 Januari 2018
19:33

Dinda Aulia Putri

Picts: Pinterest

Random Thinking (UNFAEDAH POST)


Di hari terakhir ngeblog bebas ini gue mau cerita aja deh. Sekalian menumpuhkan unek-unek juga.

Gue besok mau UAS matkul tajwid. Kitab tajwid yang dipake itu karya Ust. Fathoni yang Metode Maisura. Pernah gue post di blog ini di awal-awal. Jadi, ini tuh buku tajwid super duper lengkap yang pernah gue temuin selama ini. Hampir semuanya dibahas dari berbagai sisi. Bagus banget. Asli.

But in the other side, gue jadi pusing. Ibarat belajar biologi yang banyak make bahasa latin, di sini juga banyak banget istilah barunya. Ya nggak terlalu masalah sih mungkin kalo kita paham banget bahasa Arab, tapi kan gue mah belajar bahasa Arab dasarnya doang sama modal stalk orang Arab sekalian cuci mata wkkwkwk. Maaf, ya Allah :")

Mana besok digabung sama tasawuf. Gue kirain tuh ya mending belajar teologi dah daripada belajar tasawuf. Seru sih, tapi takut. Takut salah tafsir karena otak nggak bisa nangkep. Takut jadinya dosa. Takut sok tahu. Takut macem-macem deh.

Gue pernah ketemu langsung sama orang yang lagi ngejalanin riyadhah sufi. Dulu orang itu sempet tinggal di rumah gue seminggu. Words can't describe it. Akhlaknya masya Allah banget. Baik banget. Santun banget. Senyumnya nggak pernah luntur. Takut segala sikapnya, bahkan sesuatu yang di luar kendali dia, itu nyakitin orang lain. Gue nggak bisa berkata apa-apa lagi deh.

Oh ya, gue juga seneng deh. Anak-anak kelas gue mau ngadain baksos setelah UAS ini ke anak-anak di bawah kolong jembatan. Nanti kita rencananya mau main-main sambil ngajarin quran gitu ke mereka. Ah, can't wait! :")

Dan, sekarang gue lagi bingung gimana caranya nyelesain satu kitab tebel buku Metode Maisura dalam waktu kurang dari 12 jam. Ya Allah, bantu aku. Aku nggak tahu besok mau ngejelasin apa di depan dosen. Ujiannya lisan pula.

Gue nggak masalah kalau harus jelasinnya pake materi tajwid yang banyak beredar di buku-buku tajwid kebanyakan, tapi ini katanya kan "calon sarjana Alquran", harus paham seluk-beluknya. Hwaaaaa. Jadi pengen nangis.

Ah, sayang air mata gue buat nangis mah, mending gue tidur. Bye.

Jadi inget kata-kata dari temen gue, wkwk.
"Males boleh, bego jangan." -Pikachu

Note:
Ini adalah postingan blog gue yang paling unfaedah. Lebih baik nggak usah dibaca. Yang penting ngerjain tugas nulis hari ini. HEHE.

Pamulang, 3 Januari 2018

Dinda Aulia Putri

Pict: Pinterest
#20

ALHAMDULILLAH
YEAYYY, I'VE DONE!!!