Search

Allah is Ever Gracious to Me

Halo, assalamualaikum :)

Bismillah...

Sumber gambar: tumblr

Alhamdulillah banyak banget pelajaran baru yang aku dapetin selama ngikutin martikulasi di asrama sini, terutama tentang Alquran. Seneng dan bersyukur. Alhamdulillah juga kepala aku agak pusing saking banyaknya nerima ilmu baru hari ini hampir tanpa jeda😅. Oh ya, mau cerita ah.

Guru Alquran aku di sini itu KH. Ahmad Fathoni, Lc. MA. Beliau itu penulis buku Metode Maisura. Judul lengkapnya "Terobosan Baru Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Quran". Buku ini recommended banget buat yang mau belajar lebih dalam tentang bagaimana cara membaca Alquran dengan tartil yang benar-benar berkualitas. Karena kata Ustadz Fathoni, buku-buku tajwid yang terlanjur beredar dan populer di Indonesia itu banyak yang kurang tepat bahkan salah total secara definisi. Menurut pendapatku sih emang bener ya, baru pertama kali di sini aku nemuin buku yang benar-benar ngejelasin tentang cara membaca Alquran yang menyeluruh gitu loh. Kebanyakan buku-buku lain cuma ngebahas kulitnya doang. Jika diibaratkan satu buah tangan, buku-buku tajwid yang banyak beredar itu hanyalah membahas sebatas kukunya aja, yang lainnya belum kebahas. Fyi aja, aku di sini nggak promosi loh ya. Aku juga nggak dapet gratis soalnya takut banget banget. Hehehe (hanya untuk orang-orang yang mengerti😂).

Oh ya, betapa aku baru menyadari, bahwa untuk mengamalkan firman Allah di Surah al-Muzammil ayat 4 itu masya Allah sekaliiii. Bahwa membaca satu huruf sama dengan sepuluh kebaikan itu penuh perjuangan dan kekuatan tekad untuk mempelajari Alquran dengan sungguh-sungguh.
Ayatnya yang ini lho,
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
Kalau dilihat terjemahan Depag, kurang lebih artinya, "Bacalah Alquran dengan perlahan-lahan." Padahal tartil itu tidak sama dengan perlahan-lahan. Menurut Ali ibn Abi Thalib, "Tartil adalah tajwidul huruf wa ma’rifatul wuquf, yakni membaguskan bacaan huruf-huruf Alquran dan mengetahui ihwal waqaf." Maka dapat digarisbawahi bahwa perintah membaca Al-Quran itu bukan sekadar tartil, akan tetapi tartil yang setartil-tartilnya, atau tartil secara maksimal dan optimal.

Dear My Brothers and Sisters, kita punya kewajiban untuk memberikan hak pada setiap huruf dari Alquran. Sebab setiap huruf itu punya hak. Hm, maksudnya? Ya sesuai dengan tempat di mana huruf itu dikeluarkan atau simpelnya makharijul huruf yang benar. Pembahasan ini panjang banget deh. Untuk masalah hak tiap huruf, ibaratnya tuh begini... Ada seorang guru yang baik hati dan tidak sombong (lol), sang guru mau membagikan permen ke semua muridnya. Permen itu akan menjadi hak setiap murid. Semuanya kebagian. Rata. Eh tau-tau, kamu sendiri yang nggak kebagian. Semuanya dapet kecuali kamu seorang. Gimana rasanya? Sedih? Nah kurang lebih begitulah huruf di dalam Alquran ketika tidak kamu tunaikan haknya. Dan selain makharijul huruf, ada juga waqaf. Ini sih penyakitnya banyak orang ya, terutama yang nggak paham bahasa Arab. Yang terpenting mah, yang belum bisa belajar terus, dan yang ngerasa udah agak bisa jangan sombong dan ajarin yang belum bisa. Actually, aku pengen banget ngajar privat ngaji gitu, cuma takut belum bener ngajarnya. Lagi belajar sabar kalau ngajarin orang :") hahaha. Anyway, kalau ada yang lagi cari guru privat ngaji buat perempuan boleh yaa hubungi aku :"). Email aja ke its.dindaauliaputri@gmail.com. Perempuan/akhwat aja ya, kalau laki-laki takut khilaf (read: salfok), apalagi ganteng, hehehe.

Kebiasaan banget pembahasannya jadi ngelantur ke mana-mana. Padahal dari tadi aku mau bilang kalau mau belajar Metode Maisura itu bagusnya ikut pelatihannya juga sama penulisnya, yaitu KH. Ahmad Fathoni, Lc. MA. Kalau nggak mau ikut juga no problem sih, cuma pasti dapet ilmunya nggak utuh. Yang ikut aja belum tentu paham semua apalagi nggak ikut wkwk. Nanti setelah ikut pelatihan dapet sertifikat juga. Nggak penting juga sih sertifikatnya, yang penting ilmunya kan? Aku pribadi sih suka aja ngumpulin sertifikat gitu, itung-itung jadi kenangan dari pengalaman, hehe.

Ini foto sertifikatnya

Heiii heiii heiii....!
Btw, aku sebenernya nggak mau bahas tentang buku itu. Aku cuma mau cerita apa hikmah yang aku dapetin setelah belajar ngebut buku Metode Maisura ini. Intinya:

Bacaan Alquran aku selama ini masih amburadul banget😭

Padahal kayaknya aku rasa udah agak bener. Kenapa aku bilang "agak"? Karena aku pribadi, nggak akan pernah nganggep bacaan Alquran aku udah bener sampe bisa disimak langsung sama Imam Haram😭, entah itu Imam Masjidil Haram ataupun Masjid Nabawi. Aamiin aamiin ya Allah😭. Doain aku ya buat semua yang baca tulisanku ini 😘.

Di sisi lain aku jadi inget sebuah cerita yang aku denger dari ceramah Syaikh Ali Jaber. Tau kan? Nggak tau pun search google aja ya😀. Singkatnya, beliau itu ulama dari Madinah yang hijrah ke Indonesia karena menganggap dengan berada di Indonesia beliau lebih bisa jadi orang yang bermanfaat. Semoga sehat selalu, ya Syaikh.

Back to the topic. Nah, aku pernah denger cerita Syekh Ali waktu beliau belajar di Madinah. Beliau punya guru Quran di sana. Pada suatu saat, sang guru nyuruh beliau buat jadi imam shalat. Baru mulai baca Al-Fatihah, guru beliau langsung membatalkan shalat dan mengatakan (udah ditranslate ke Bahasa Indonesia ya),
"Salah! Al-Fatihah-nya salah! Shalatnya batal!" kurang lebih begitu ucapan sang guru.

Gurunya Syekh Ali langsung mundur dan membatalkan shalatnya karena menganggap bacaan Al-Fatihah yang Syekh Ali baca itu salah. Ya Allah, kalau bacaannya Syekh Ali Jaber aja masih salah (waktu itu), terus aku ini apa?😭😭😭. Ampas kopi juga masih kebagusan kali daripada aku😭

Setelah itu aku jadi inget salah satu Asmaul Husna.
اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Allah itu Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.

Allah itu Syaakirun, Maha Mensyukuri, atas amal hamba-hamba-Nya. Allah yang menurunkan Alquran. Allah yang paling tau bacaan yang paling benar itu seperti apa. Demi Allah, andai Allah tidak mensyukuri atas amal hamba-hamba-Nya, tentulah tidak akan ada shalatku, bacaan Alquranku, dzikirku, dan semua amal ibadahku yang Dia diterima. Sebab itu semua masih salah total. Sebab itu semua mungkin belum sesuai dengan syarat yang Allah mau. Waktu shalat pikiran sering ke mana-mana, bacaan amburadul, terus abis shalat doanya minta supaya amal diterima? Aku rasa lebih pantas doa supaya diampuni, atas semua lalai dan kebodohan yang melekat pada diri.

Dan akan lebih malu lagi waktu kita mencermati apa yang diminta Nabi Ibrahim dan Ismail setelah selesai membangun kakbah (untuk yang kedua kali) di dalam Surah Al-Baqarah ayat 127.
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."

Di ayat itu, keduanya meminta agar amal mereka diterima. Padahal:
Mendirikan bangunan kakbah adalah perintah khusus dari Allah
Kepada hamba yang khusus (Nabi Ibrahim dan Ismail)
Di tempat yang khusus (di tanah Haram)
Di waktu khusus (waktu Haji)
Walaupun begitu, mereka masih meminta kepada Allah agar amalan mereka diterima?😭
Ya Allah, aku yang sebegini blangsak dan lalainya aja mau doaku cepet-cepet terkabul seakan semua ibadah dan doa udah bener aja!😭

Ya Allah, terimalah amal kami...

Ya Allah...!
Maafin aku, atas semua kebodohan dan kesombongan yang pernah menjangkiti hati. Aku berlindung dengan keagungan-Nya dari hancurnya amal akibat kesombongan seperti yang pernah dilakukan Iblis😭. Aamiin ya Allah...

Sesungguhnya Rabbku sangat baik kepadaku.


Pamulang, 4 Agustus 2017
23.15


Dinda A. Putri

Opening: How I Start to Memorize The Holy Quran?

Assalamualaikum :)

Note: foto ini aku ambil waktu ikut 
dauroh di Lembang, Bandung. 
No google pict ya :)

Bismillah...

Kadang ada beberapa teman lamaku yang tiba-tiba chat buat minta aku jelasin suatu hal. Karena ini udah ke sekian kali, aku rasa nggak ada salahnya aku share jawabanku di sini aja, supaya kalau ada yang nanya lagi tinggal aku kasih link blog ini, hehe.

Yang mereka tanyakan itu kurang lebih,

"Dinda, orang kayak aku bisa ngehafal Alquran gak ya?"
"Din, aku lagi pengen banget ngafal Alquran. Bagaimana sih cara menghafal kamu?"
"Apa metode yang kamu pake?"
"Kamu biasanya menghafal itu di waktu apa? Pagi, siang, sore, atau malam?"


Honestly, aku pernah tulis semua pengalaman menghafal aku di satu file. Karena aku mau share lagi tulisan itu entah mau nerbitin buku #eaaa. Hahahaha. Atau nulis trit di kaskus (Yuhuu~ adakah kaskuser yang baca ini?), atau di manapun deh yang penting mau aku share (suatu hari nanti) hehehe. Tapi semua itu berubah sejak Luffy memutuskan untuk jadi petani #BodoDinBodo #Garink wkwkwk. Yeaaa, keinginan itu hampir hilang karena hampir seluruh isi filenya ke-delete dan nggak ada back-up-annyaa 😭😭😭. Itu nyesek banget asli. Nyesek bin kzl kzl kzl. Ceritanya "kzl"-nya kembar tiga #lol. Then, rasanya jadi males bikin lagi. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, masih ada file yang tersisa walaupun sedikit. Nah, file itulah yang ingin aku share di sini. Ada catatan juga buat semua yang baca tulisanku ini, bahwa hafalanku juga masih ancur banget, hehe. Serius deh. Banyak yang lupa karena jarang dimuraja'ah. Karena berjuang sendirian benar-benar melelahkan! #JanganSalfok hehe. Butuh teman banget. Butuh teman hidup tapi masih kecil, hehehe. So, intinya aku cuma mau sharing, aku pun masih berproses. Sebab kalau kita harus sempurna dulu untuk bisa berbagi, maka nggak akan ada yang pantas berbagi di dunia ini.

On the other hand, mohon maaf banget ya gais, isi blog ini tuh belum konsisten banget. Tergantung mood mau pake gue-lo atau aku-kamu. Sebab tulisan waktu itu pakenya gue-lo, jadi sekarang pun I prefer to use gue-lo's style, haha. Mungkin belum menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, tapi ibaratnya ini tuh muqaddimahnya dulu. Yaela, pake muqaddimah segala ye?! Bodo ah, serah gue dong mau nulis apa, blog ini weh punya gue! Wlee :p #MulaiGakJelas wkwk.

And finally, you got nothing here! Because I would like to share them on my next post, hehehe. Okay, see you next time! Insha Allah :)

Pamulang, 2 Agustus 2017
06.07


Dinda A. Putri